Buscar

Páginas

Toleransi Tanaman dan Kemampuan Kompetisi

Tanaman menanggapi kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan melalui dua cara. Pertama meniadakan atau menghindari cekaman, kedua toleran terhadap cekaman. Mekanisme resistensi tanaman terhadap kondisi cekaman lingkungan tergantung pada kemampuan tanaman sendiri dalam menghindari atau mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan tersebut. Apabila tanaman masih mampu untuk menyesuaikan diri maka tanaman tersebut akan mampu hidup, tumbuh dan berkembang di wilayah tersebut (Ariffin, 2002).
Toleransi mencerminkan tanggapan relatif suatu genotip terhadap kendala, sehingga toleransi sering digunakan sebagai kriteria seleksi. Toleransi didefinisikan sebagai selisih antara hasil di lingkungan tanpa kendala dan hasil di lingkungan berkendala, atau secara nisbi adalah persentase penurunan hasil sebagai akibat cekaman lingkungan (Rosielle dan Hamblin, 1981). Tingkat toleransi suatu varietas dapat diketahui melalui indeks toleransinya dan juga persentase penurunan karakter yang teramati. Penilaian Indeks Toleransi Cekaman menurut Fernandes (1993) dihitung dengan menggunakan rumus :
ITC = , dimana Indeks Toleransi Cekaman (ITC) merupakan hasil hasil pada lingkungan optimal (Hp) dikali hasil pada lingkungan tercekam (Hc) dibagi kuadrat rata-rata hasil semua genotip pada lingkungan optimal (HP ).
Dalam kaitannya cekaman lingkungan biotik, dalam hal ini gulma, toleransi bisa diartikan sebagai kemampuan kompetisi (competitive ability), yaitu kemampuan suatu tanaman dalam memelihara hasil serta kemampuan untuk menurunkan pertumbuhan tanaman pengganggu (Jannink,et al, 2000).

Kehilangan hasil dari suatu tanaman akibat persaingan dengan gulma menurut Alexieva dan Stoimenova (2000) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
= (1-Y1/Y2)100 (%), dimana :
= persentase kehilangan hasil
Y1 = hasil pada lingkungan bergulma
Y2 = hasil pada lingkungan optimal

0 komentar:

Posting Komentar