Ini mungkin hanyalah sebuah catatan kecil, dari perjalanan hidup yang tak pernah tahu ujungnya…(duh,puitis sekali). Anyway, aku hanya ingin mengupas sedikit kebiasaan buruk (kebanyakan sech cowok) yang mungkin tujuannya untuk menimbulkan simpati atau menarik perhatian orang yang disukai (teori yang salah, aku kira).
“Aku adalah keturunan Kyai Z, pendiri ponpes Y, kedua orang tuaku juga sudah menunaikan ibadah haji”
Dengan manis kata-kata itu masuk ke dalam inboxku (sebenarnya kata-kata itu gak bersamaan masuk di inbox, tetapi biar lebih singkat saja kujadiin satu), yang kontan membuat aku mual.
“Bukankah ibadah haji memang wajib bagi yang mampu, jadi gak usah terlalu dipamerin!”, jawabku agak sadis. Yang kemudian aku lanjutkan pada sms yang kukirim berikutnya.
“Sudahlah gak usah terlalu bangga dengan kebesaran dan kehormatan kedua orang tuamu, aku akan lebih menghargaimu, jika kamu dengan bangga mampu menunjukkan siapa dirimu, bukan siapa orang tuamu.”
Aku jadi ingat orang bijak yang mengatakan bahwa,”seorang pemuda yang hebat adalah pemuda yang dengan bangga menepuk dadanya dan menunjukkan pada dunia inilah aku, bukan pemuda yang dengan lantang meneriakkan kebesaran orangtuanya”
Tetapi meskipun demikian, kata-kata itu jangan diartikan secara lugas, nanti malah jadi sombong, he..he.., tetapi lebih dari itu berbanggalah menunjukkan siapa dirimu yang sebenarnya, tanpa dibayang-bayangi kebesaran atau kehormatan orang tua atau keluarga, sehingga orang lain mengenal dirimu sebagai dirimu sendiri...ah..bijak sekali..,ha..ha..ha..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar