Tanaman Nilam
Tanaman nilam (Pogostenom cablin Benth) diklasifikasikan ke dalam kelas dicotyledonae, ordo Lamiales, family Labiatae dan genus Pogostenom (Hayne, 1987) dan umumnya dikenal dengan nama Patchouly. Menurut Trease dan Evan dalam Dhalimi (1998), genus Pogostemom memiliki 40 spesies, namun dari jumlah tersebut yang dikenal sebagai tanaman nilam hanya 3 spesies, yaitu P.cablin Benth, P.hortensis, dan P.heyneanus.
Di Indonesia dikenal tiga jenis nilam, yaitu nilam Aceh (Pogostenom cablin Benth), nilam Jawa (P.heyneanus Benth), dan nilam sabun (P.hortensis Backer) (Guenther dalam Nuryani (1998). Dari ketiga jenis tanaman nilam tersebut, hanya nilam Aceh yang mengandung kadar dan mutu minyak yang tinggi, yakni kadar minyaknya antara 2.5-5.0 %, sedangkan kedua jenis nilam lainnya hanya 0.5-1.5%. Berdasarkan alasan tersebut, nilam Aceh banyak diusahakan di Indonesia dan negara lainnya.
Rendahnya produktivitas tanaman nilam antara lain disebabkan oleh mutu genetik yang rendah, teknik budi daya yang sederhana, serangan berbagai penyakit, serta panen dan pascapanen yang belum tepat. Kendala utama pengembangan nilam adalah curah hujan atau ketersediaan air. Nilam menghendaki 9-11 bulan basah per tahun. Musim kemarau panjang dapat menyebabkan tanaman mati (Nuryani, dkk 2004). Mariska dan Purnamaningsih (2007) telah menghasilkan beberapa klon nilam unggulan yang toleran kekeringan dan mempunyai kadar minyak lebih tinggi dibandingkan kontrol (3,2%) melalui induksi mutasi dan variasi somaklonal. Pada tahun 2008 klon-klon tersebut telah diuji di rumah kaca dan dihasilkan beberapa klon yang tahan kekeringan, antara lain Bio 6 (Pitono dkk., 2008)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar